Genggaman Tangan

Di obyek wisata Tawang Mangu, mulanya tak ada yang peduli kepada sepasang kekasih yang kedua tangannya saling berpegangan tangan itu. Tangan si cowok menggenggam erat tangan si cewek. Keduanya nampak bahagia. Si cowok, yang mengenakan t shirt bertuliskan ‘Sudah Punya Pacar Cantik” berkali kali tersenyum ketika menolehkan kepalanya kepada si cewek, yang mengenakan t shirt warna yang sama bertuliskan, “Aku Juga Sudah Punya Pacar. Ganteng Lagi.”

Orang orang yang melihat hal itu juga bersikap biasa saja. Menganggap hal itu sebagai hal yang lumrah. Cuma pegangan tangan aja khan, belum sampai ciuman, begitu pikir salah seorang yang melihat. Malah kelihatan mesra begitu.

Tapi kemudian orang orang mulai menyadari ada yang aneh dari pasangan itu. Mereka berdua sama sekali belum pernah melepaskan tangan. Selalu bergandengan. Menggenggam dengan erat.

Orang orang mulai melirik lirik penuh perhatian. Lama lama jadi bahan obrolan. Jadi topik gossip di antara mereka.

“Eh, itu orang gandengan tangan melulu yah?”

“Iya. Udah dari tadi tahu. Pas masih di pintu masuk juga udah gandengan.”

“Ah, masa sih Jeng.”

“Iya tahu. “

Dan ketika sampai di depan air terjun, makin banyak yang ikutan bergosip.

“Yang bener kamu. Sama sekali belum dilepas?”

“Iya bener.”

“Aih, mesranya.”

Kata seseorang yang ikut berbahagia melihat keganjilan itu. Namun ada juga yang benci melihatnya.

“Ih, gandengan tangan melulu.”

“Kenapa emang. Pengen yaaaaa.”

“Enggak lah yaw. Gitu doang mah aku juga bisa.

“Loh, kamu kan belum punya pacar.

“Huhuhuhu.”

Meski banyak yang ngomongin, pasangan itu tetap cuek bebek. Mereka berdua terlihat asik menikmati pemandangan air terjun yang dikenal juga dengan Gerojogan Sewu. Si cewek malah terlihat tambah lengket dengan si cowok. Saling bergelendotan tak mau lepas.

Sementara orang orang di sekitar mereka berdua mendadak terjangkit wabah kepo.

“Eh, kira kira kenapa ya tuh orang gandengan tangan melulu.” Tanya seorang pengunjung kepada temannya.

“Kenapa emang. Kamu pengen juga. Sini pegang tangan aku aja.”

“Najis, emang eke cowok apaaaaaannn.” Ternyata keduanya sama sama laki laki.

“Eh, mamah. Lihat deh. Dari tadi papah perhatiin, orang itu gandengan terus yah.” Kata seorang suami kepada istrinya.

“Ah papah. Biarin aja. Kayak enggak pernah muda aja.”

“Iya sih mah. Kira kira kenapa yah gandengan melulu. Apa enggak panas tangannya.”

“Yah, mamah mana tahu. Udah jangan ngomongin orang melulu. Eh, anak kita si Joni kemana pah?”

“Lho, tadi kan sama mamah.”

Si istri yang merasa tidak melihat anak mereka jadi panik. “Enggak kok pah. Aduh, pah dimana anak kita pah. Jangan jangan diculik Pah.” Si istri merasa ingin menangis. Matanya jadi sedikit basah.

“Sudah sudah, jangan lebay. Kebanyakan nonton sinetron sih kamu, mah! Nah itu dia anak kita!”

Teriak si suami sambil menunjuk anak mereka yang sedang berdiri memandang monyet di dahan sebuah pohon.

Monyet itu ada sepasang. Sedang asik memperhatikan sepasang kekasih yang dari tadi kedua tangannya saling bergenggaman.

Nyet. Nyet. Nyet. Lalu mereka pergi.

Semakin sore, orang orang yang penasaran kepada pasangan yang bergenggaman tangan terus terusan itu semakin bertambah. Beberapa dugaan mencuat, ada yang bilang tangannya di lem, kembar siam, mereka adalah android jenis baru, alien, Baja Hitam, Ultraman, dan hal hal tidak nyambung lainnya.

Hingga kemudian ada yang berani bertanya kepada pasangan itu.

“Kenapa sih, gandengan tangan terus?”

Pasangan itu memandang satu sama lain, dan tersenyum. “Kenapa tidak,” jawab si cowok.

Orang yang tadi bertanya, tidak mengajukan pertanyaan lebih lanjut. Lalu pergi, sambil menceritakan jawaban itu kepada orang orang yang ingin tahu. “Kenapa tidak.”

8 thoughts on “Genggaman Tangan

    • ga salah tangkep kok puh..emg titik beratnya bukan di alasan tuh orang gandengan tangan, tapi lebih ke wabah KEPOnya, lebih ke kenapa sih ngurusin urusan orang, begitu 😛

  1. najis.. hahahahha :))

    gw udh baca ampe bawah gara2 pengen tahu tapi jawabannya cuma “kenapa tidak”

    700 kata ini membuat segalanya nangguuuuuuuuuuuuung

Leave a comment