Cuti Sakit Hati

Ketika Saira membuka matanya, hujan masih turun dengan deras. Ia menyingkap selimut, kemudian berjalan di kamar mandi. Cuci muka. Kemudian ia menyalakan televisi. Penuh dengan berita banjir, dan kemacetan. Hal itu membuat ia jadi malas untuk berangkat kerja, sebab ia dipastikan akan terlambat ke kantor, dan macet di jalan itu menyebalkan.
Di samping itu, sekarang ada pacarnya. Saira memandang pacarnya yang hanya terlihat kepalanya saja, sementara bagian lain tertutup selimut.
Ia masih tidur, pikir Saira. Ia lalu mengambil handphone miliknya untuk mengabari atasannya bahwa ia tidak masuk hari ini dan akan memotong jumlah cuti tahunan miliknya. Untungnya saja atasannya tidak keberatan.
Saira melompat ke kasur dengan harapan lonjakkannya akan membuat pacarnya terbangun. Ia ingin memberi tahu bahwa ia cuti, dan seharian mereka bisa berduaan. Tapi pacarnya tak juga terbangun.
Saira memukulnya dengan bantal. Pacarnya diam saja.
Saira berteriak di dekat kupingnya. Tak bereaksi.
Kesal, Saira mencubit pipinya.
Dingin. Pipi pacarnya dingin. Ia goyang goyangkan badannya. Ia raba seluruh badannya. Dingin.
Kemudian Saira menyingkap selimut. Nampak tubuh telanjang pacarnya. Ia balikkan tubuh si pacar hingga terlihat punggungnya.
Dan di sana, nampak sebuah lingkaran sebesar kancing kemeja. Lingkaran itu tepat berada di tengah punggung. Menempel dengan erat ke dalam kulit.
Lingkaran itu adalah sebuah lampu yang menyala merah.
“Yah, batterainya habis.” Lalu Saira tersenyum,”tunggu ya sayang, aku mau ambil chargernya dulu.”
Dengan cepat diambilnya charger dari dalam laci meja kecil di dekat tempat tidurnya. Charger itu kecil, seperti charger handphone yang ujungnya dibuat agar bisa masuk ke dalam stop kontak, sementara ujung lainnya berupa dua buah bulatan memanjang, menyesuaikan bentuk lubang hidung sebagai tempat untuk menancapkan benda itu nantinya.
Di luar hujan turun bertambah deras. Sementara televisi telah berganti menjadi sinetron dimana tokoh utama pergi ke pasar naik elang.
Saira membalik tubuh pacarnya. Ditancapkannya ujung charger ke dalam hidung. Lalu ia turun dari tempat tidur, berjalan mencari stop kontak yang ada di dekat televisi.
Ia sudah sampai di depan stop kontak dan akan memasukkan charger ketika tiba tiba televisi tidak menyala.
Mati lampu.
“A-a..mati lampu lagi. Sudah bayar mahal mahal, masih mati lampu juga!!”
Begitulah kemudian mati lampu telah menggagalkan rencana Saira berdua dengan pacarnya dan cutinya jadi sedikit sia sia.

Leave a comment